Manajemen Shiyam :
Menahan syahwat telinga dari mendengarkan yang laghwi dan haram.
Menahan syahwat mata dari melihat yang diharamkan.
Menahan syahwat lidah dari bicara kotor, berbohong, laghwi dan yang diharamkan.
Menahan syahwat perut dari makanan dan minuman yang syubhat dan yang diharamkan, termasuk rokok dan apa saja yang sejenisnya.
Menahan syahwat kemaluan dari menyentuh dan penyaluran yang diharamkan.
Menahan syahwat keangkuhan, kesombongan, kekuasaan dan ketenaran.
Menahan syahwat kecintaan pada pernak-pernik kehidupan duniawi yang dapat melalaikan diri dari dzikrullah dan syurga Allah serta bertemu dengan-Nya
Manajemen Qiyam
Memotivasi diri untuk taat pada Allah dalam segala urusan.
Merasakan lezatnya taqorrub ilallah dan ma’iyyatullah (kebersamaan Allah).
Menjalankan semua ajaran agama Allah dengan ikhlas, ilmu dan penuh kecintaan pada Allah, tanpa dibedakan dalam kualitas dan kuantitas pelaksanaanya antara yang wajib dan yang sunnah, karena kedua-duanya datang dari Rasulullah.
Meningkatkan semua amal ibadah yang Sunnah dibandingkan sebelum Ramadhan.
Selalu berupaya menciptakan ibadah unggulan dari ibadah yang sunnah. Kemudian berupaya selalu meningkatkan frekuensi, kualitas dan kuantitas ibadah-ibadah sunnah tersebut agar Allah mencitainya, seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits Qudsi.
Melaksanakan I’tikaf dan qiyamullail di 10 hari terakhir Ramadhan.
Menahan syahwat telinga dari mendengarkan yang laghwi dan haram.
Menahan syahwat mata dari melihat yang diharamkan.
Menahan syahwat lidah dari bicara kotor, berbohong, laghwi dan yang diharamkan.
Menahan syahwat perut dari makanan dan minuman yang syubhat dan yang diharamkan, termasuk rokok dan apa saja yang sejenisnya.
Menahan syahwat kemaluan dari menyentuh dan penyaluran yang diharamkan.
Menahan syahwat keangkuhan, kesombongan, kekuasaan dan ketenaran.
Menahan syahwat kecintaan pada pernak-pernik kehidupan duniawi yang dapat melalaikan diri dari dzikrullah dan syurga Allah serta bertemu dengan-Nya
Manajemen Qiyam
Memotivasi diri untuk taat pada Allah dalam segala urusan.
Merasakan lezatnya taqorrub ilallah dan ma’iyyatullah (kebersamaan Allah).
Menjalankan semua ajaran agama Allah dengan ikhlas, ilmu dan penuh kecintaan pada Allah, tanpa dibedakan dalam kualitas dan kuantitas pelaksanaanya antara yang wajib dan yang sunnah, karena kedua-duanya datang dari Rasulullah.
Meningkatkan semua amal ibadah yang Sunnah dibandingkan sebelum Ramadhan.
Selalu berupaya menciptakan ibadah unggulan dari ibadah yang sunnah. Kemudian berupaya selalu meningkatkan frekuensi, kualitas dan kuantitas ibadah-ibadah sunnah tersebut agar Allah mencitainya, seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits Qudsi.
Melaksanakan I’tikaf dan qiyamullail di 10 hari terakhir Ramadhan.
No comments:
Post a Comment