BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasio
Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat
pada laporan pos keuangan (neraca,
laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat ukur yang
digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan
suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah
yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat
menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke
periode berikutnya.
Analisis
rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan
laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang
sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu.
Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para
calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan
dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17). Dalam mengadakan interpretasi dan analisis
laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya
ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis
keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang
dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena
dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
1.2 Rumusan Masalah
Ø
Apa
itu pengartian Rumus Rasio?
Ø Apa
itu Analisis Cross Section?
Ø Timeseries?
Ø Apa
itu Forecasating?
1.3 Tujuan
Pembahasan
ü Mampu
memaparkan dan menjelaskan pengertian Rumus
Rasio.
ü Untuk
mengetahui Analisis Crossection.
ü Untuk
mengetahui Analisis Timeseries.
ü Untuk
mengetahui Analisis Forecasating.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Analisis
Rasio Reuangan
Analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisa
yang membandingkan pos laporan keuangan dengan pos lainnya untuk menilai
kinerja perusahaan. Tujuan dari rasio keuangan adalah membantu manajer dalam
memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan dengan informasi
yang berasal dari keuangan yang sifatnya terbatas. Dengan menggunakan
rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu informasi tentang kekuatan
dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan. Dari informasi tersebut, manajer
dapat membuat keputusan-keputusan penting di masa yang akan datang. Bagi pihak
ekstern, rasio keuangan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan keuangan suatu perusahaan. Untuk selanjutnya mereka dapat
memutuskan apakah membeli, menahan atau menjual saham perusahaan tersebut.
Analisa rasio keuangan yang biasa digunakan adalah:
1. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kemampuan finansialnya dalam jangka pendek. Ada beberapa jenis rasio
likuiditas antara lain :
a) Current Ratio ( Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Hutang Lancar
b) Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Quick Ratio = Aktiva Lancar –
Persediaan
Hutang Lancar
Hutang Lancar
c) Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan diBank.
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan diBank.
Cash Ratio dapat
dihitung dengan Rumus yaitu :
Cash Ratio = Cash + Efek
Hutang Lancar
Hutang Lancar
2) Ratio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio
Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
b. Total Debt to Total Asset Ratio (
Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
3) Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
·
Gross Profit
Margin ( Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan Bersih
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan Bersih
·
Net Profit
Margin (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih
·
Earning
Power of Total investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak
Total aktiva
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak
Total aktiva
·
Return on
Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity = Laba Setelah Pajak
Ekuitas Pemegang Saham
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity = Laba Setelah Pajak
Ekuitas Pemegang Saham
2.2 Analisis Cross Section
Analisis cross section adalah perbandingan data
keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industi yang sejenis. akan
bermanfaaat untuk melihat prestasi perusahaan relatif terhadap industri dan
juga bermanfaat dalam kasus khusus seperti untuk menentukan bonus bagi manjemen
perusahaan. Bonus bagi manajemen perusahaan pada beberapa perusahaan ditentukan
berdasarkan keuntungan perusahaan relatif terhadap industri.
Definisi industri sejenis adalah kesamaan dalam jenis
bahan baku atau supplier, contoh standar klasifikasi industry listing di BEJ,
dan kesamaan dari sisi permintaan.
Kriteria pengelompokan industry didasarkan atas produk yang di hasilkan
.contoh : misal kebutuhan komunikasi, penghasil computer PC dengan mesin fax
bisa bersaing, kamera dan HP.
Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang
mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk
dijadikan barang yang lebih tinggi kegunaannya.
Analisis cross section ( perbandingan dengan
perusahaan atau industri yang sejenis) akan bermanfaat untuk melihat prestasi
perusahaan relatif terhadap industri dan juga bermanfaat dalam kasus khusus
seperti untuk menentukan bonus bagi manajemen perusahaan. Bonus bagi manajemen
perusahaan pada beberapa perusahaan ditentukan berdasarkan keuntungan
perusahaan relatif terhadap industri. Apabila perusahaan memeperoleh untung di
atas industri, manajemen perusahaan akan memperoleh bonus, dan tidak memperoleh
bonus apabila terjadi sebaliknya.
Mendefinisikan perusahaan sejenis bukan merupakan pekerjaan
mudah. Industri yang bisa diperbandingkan pada dasarnya mempunyai satu atau
beberapa elemen yang sama dengan perusahaan. Kesamaan tersebut antara lain :
(1) Kesamaan dalam jenis bahan baku atau supplier. Perusahaan bisa dikelompokan berdasarkan bahan baku
yang dipakai, bisa juga berdasarkan proses produksi yang dipunyai. Standard Industrial Classification biasanya
menggunakan kriteria semacam ini (struktur fisik dan tekhnologi proses produksi
dalam homogenitas produksi). (2). Kesamaan dari sisi permintaan. Pendekatan ini
menggunakan produk-produk yang dihasilkan sebagai kriteria pengelompokan
industri. Apabila produk-produk memenuhi kebutuhan yang sama, dan produk-produk
tersebut merupakan substitusi satu sama lainnya, maka produk-produk tersebut
masuk dalam industri yang sama. Produk-produk tersebut bisa mempunyai horizon
yang pendek yaitu produk-produk yang sama saat ini, tetapi bisa juga mempunyai
horizon jangka panjang yaitu produk-produk yang saling berkompetisi pada
beberapa tahun mendatang. (3) kesamaan dalam atribut keuangan. Dari sudut
pandang investasi, saham-saham yang mempunyai berapa kesamaan atribut bisa
dimasukan kedalam satu kelompok.
Dalam memilih perusahaan yang akan dipakai sebai
perbandingan, analisis juga bisa menggabungkan ketiga atribut diatas, misalkan
perusahaan transportasi dengan asset yang tidak terlalu besar ( misal Rp. 1,5
miliar), maka perbandingan yang tepat adalah perusahaan transportasi
lainnya yang mempunyai asset yang hampir sama besarnya. Membandingkan
perusahaan tersebut dengan perusahaan transportasi lain yang yang mempunyai
asset Rp. 1 miliar barangkali tidak sepenuhnya tepat.
erhitungan rata-rata industri
Untuk menghitung rata-rata industri seorang analis
mempunyai beberapa alternatif:
1. Menghitung
nilai tunggal sebagai perbandingan
2. Menghitung
nilai tunggal dengan dispersinya ( standar devisiasinya)
3. Menghitung
nilai untuk presentil tertentu ( misal menghitung nilai untuk
perusahaan yang mempunyai ukuran 25% paling kecil.
Untuk menghitung (1) di atas ada
beberapa alternative yang bisa dipakai :
1. Menghitung
rata-rata aritmatika
2. Menghitung
rata- rata tertimbang
3. Menggunakan
median
4. Menggunakan
modus
Misalkan
kita mempunyai data suatu industry yang terdiri dari beberapa perusahaan
sebagai berikut :
|
Perusahaan
|
ROA
Nilai buku
saham
Nilai
pasar saham
|
A
B
C
D
E F
G H
10%
12% 12% 13%
9% 12% 8% 9%
300
420 250 200
250 210 310 335
350
400 420 450
460 350 340 400
|
Dengan
perhitungan rata-rata aritmatika, ROA industry bisa di hitung sebagai berikut :
1/8
(10+12+12+13+9+12+8+9) = 10,625 %
Angka ini
kemudian bisa dipakai sebagai standar untuk perbandingan. Alternative lain
adalah dengan menghitung rata-rata tertimbang. Misalkan analisis menggunakan
nilai buku saham sebagai pembobotnya, rata-rata ROA bisa dihitung sebagai
berikut :
300/2.275
(10%) + 420/2.275 (12%) + 250/2.275 (12%) + 200/2.275 (13%) + 250/2.275 (9%) +
210/2.275 (12%) + 310/2.275(8%) + 335 /2.275 (9%) = 1,31+2,21 + 1,32 + 1,14 +
0,98 + 1,+11 + 1,09 + 1,33 = 10,50%
Misalkan
analis akan menggunakan nilai pasar saham sebagai pembobotnya, industri bisa
dihitung sebagai berikut:
350/3.170(10%)
+ 400/3.170(12%) + 420/3.170(12%) + 450/3.170(13%) + 460/3.170(9%) +
350/3.170(12%) + 340/3.170(8%) + 400/3.170(9%) = 1,1 +1,51 + 1,59 + 1,84 + 1,31
+ 1,32 + 1, 14 = 10,67%
Perhitungan
rata-rata sangat sensitive terhadap nilai-nilai ekstrim. Misalkan ada dua
perusahaan dengan nilai ekstrim + 30% (Perusahaan I) dan 10% (perusahaan J).
Misalkan perusahaan J mengalami musibah kebakaran yang mengakibatkan rugi 10%
dan perusahaan I baru saja memperoleh lisensi impor, barangkali analis akan
menghilangkan dua angka ekstrim tersebut. Dengan cara semacam angka-angka outlier bisa dihilangkan dan tidak
merusak analis. Cara lain yang bisa digunakan untuk menghilangkan pengaruh
nilai ekstrim adalah dengan menggunakan angka median atau modus. Denagn median
ROA perusahaan diurutkan sebagai berikut : 8%, 9%, 9%, 10%, 12%, 12%, 12%, 13%
, dan nilai tengahnya atau medianya adalah 11%. Misalkan kita menggunakan
modus (nilai yang paling sering keluar), maka angka yang dipilih untuk dijadikan
rata-rata industry adalah 12%
Dari
angka-angka yang dihitung di atas, berikut ini ringkasan hasil perhitungan
dengan metode berberda tersebut.
ROA Rata-Rata Industri
Rata-rata
aritmatik
10,63%
Rata-rata
tertimbang
(dengan bobot nilai buku saham)
10,5%
Rata-rata tertimbang
(dengan bobot nilai pasar saham)
10,67%
Median
11,00%
Modus
12,00%
Pemilihan angka yang akan dijadikan rata-rata industri akan tergantung
pertimbangan analis. Dari angka-angka diatas, ROA rata-rata industry adalah
sekitar 10-12%.
Perbedaan antara industri
Pada waktu analis menggunakan perbandingan industri,
analis mempunyai asumsi implisit yaitu ada perberdaan berarti dalam rasio-rasio
keuangan antar industri. Kalau asuransi semacam itu tidak pernah terpenuhi maka
tidak ada artinya menggunakan perbandingan dengan industri yang sejenis, karena
perbandingan dengan rasio perusahaan dalam perekonomian secara keseluruhan akan
menghasilkan analis yang sama. Perbandingan antar industri secara implisit juga
mengakui bahwa ada perbedaan resiko bisnis antar industri. Apabila asumsi ini
benar, maka perbandingan dengan perusahaan-perusahaan dalam industri relevan
dilakukan karena perusahaan di bandingkan dengan perusahaan lain yang mempunyai
kelas risiko bisnis yang sama. Tetapi apabila resiko bisnis antar industri
tidak berlainan, maka perbandingan antar industri tidak punya dasar yang cukup
kuat.
2.3
Analisis Time Series
Kegiatan Peramalan adalah suatu kegiatan memprediksi masa depan
menggunakan kondisi ataupun data dimasa lalu. Hasil ramalan adalah
situasi/kondisi yang diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang.
Ramalan dapat diperoleh dengan bermacam‐macam cara yang dikenal
dengan metode peramalan. Metode peramalan dapat diklasifikasikan 2 (dua)
kelompok yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode peramalan
kualitatif lebih mendasarkan kualitatif dimasa lalu yaitu berdasarkan pemikiran
yang bersifat intuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman. Metode
peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan pada data kuantitatif
dimasa lalu. Hasil yang dibuat tergantung dari metode yang digunakan untuk
melakukan peramalan.
Menurut Australia
Bureau of Statistics, data time series adalah
sekumpulan data pengamatan yang diperoleh dari perhitungan dari waktu ke waktu.
Pada umumnya pengumpulan dan pencatatan itu dilakukan dalam jangka waktu
tertentu misalnya tiap bulan, tiap akhir tahun, sepuluh tahun dan sebagainya.
Contoh data time series adalah pertumbuhan ekonomi suatu
negara pertahun, jumlah produksi minyak perbulan, indeks harga saham perhari.
Untuk meramalkan data time series dibutuhkan teknik peramalan
yang baik. Teknik peramalan dapat bermacam-macam tergantung pada pola data yang
ada. Menurut Hanke dan Wichern (2005:58), ada empat macam tipe pola data
yaitu:
1.
Pola Data Horizontal
Pola data horizontal terjadi saat data observasi berfluktuasi di
sekitaran suatu nilai konstan atau mean yang membentuk garis
horizontal. Data ini disebut juga dengan data stasioner. Jumlah penjualan
selalu meningkat atau menurun pada suatu nilai konstan secara konsisten dari
waktu ke waktu.
2. Pola Data Trend
Pola data trend terjadi bilamana data
pengamatan mengalami kenaikan atau penurunan selama periode jangka panjang.
Suatu data pengamatan yang mempunyaitrend disebut data non stasioner.
3.
Pola Data Musiman
Pola data musiman terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi
oleh faktor musiman. Pola data musiman dapat mempunyai pola musim yang berulang
dari periode ke periode berikutnya. Misalnya pola yang berulang setiap bulan tertentu,
tahun tertentu atau pada minggu tertentu.
4.
Pola Data Siklis
Pola data siklis terjadi bilamana deret data dipengaruhi oleh
fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis.
Dalam analisis data keuangan, analisis terhadap data historis diperlukan
untuk melihat tren-tren yang mungkin timbul. Kemudian kita bisa menganalisis
apa yang terjadi dibalik tren-tren angka tersebut. Data historis perusahaan
sebaiknya juga dibandingkan dengan data historis industri untuk melihat apakah
tren suatu perusahaan begerak relatif lebih baik terhadap tren industri.
Perbandingan ROA PT A dengan ROA
Industri:
Tahun
|
ROA PT A
|
ROA Industri
|
2003
|
10%
|
9%
|
2004
|
12%
|
11%
|
2005
|
13%
|
12%
|
2006
|
17%
|
19%
|
2007
|
15%
|
14%
|
2008
|
14%
|
13%
|
2009
|
13,50%
|
12,50%
|
Dalam analisis times series, perubahan-perubahan struktural yang akan berpengaruh
terhadap angka-angka keuangan harus diperhatikan. Perubahan-perubahan
struktural yang akan mempengaruhi tren keuangan suatu perusahaan antara lain:
1. Peraturan Pemerintah
2. Perubahan Kompetisi
3. Perubahan Teknologi
4. Akuisi dan Merger (Penggabungan Perusahaan)
Data
penjualan PT A & PT B:
Tahun
|
Penjualan
|
Gabungan
|
|
PT A
|
PT B
|
||
2004
|
Rp 9.000.000.000,00
|
Rp 5.000.000.000,00
|
Rp 14.000.000.000,00
|
2005
|
Rp 10.000.000.000,00
|
Rp 6.000.000.000,00
|
Rp 16.000.000.000,00
|
2006
|
Rp 12.000.000.000,00
|
Rp 7.000.000.000,00
|
Rp 19.000.000.000,00
|
2007
|
Rp 21.000.000.000,00
|
-
|
Rp 21.000.000.000,00
|
2008
|
Rp 23.000.000.000,00
|
-
|
Rp 23.000.000.000,00
|
2009
|
Rp 24.000.000.000,00
|
-
|
Rp 24.000.000.000,00
|
Tiga pendekatan dalam analisis time series:
1. Pendekatan Ekonomi
2. Pendekatan Statistik
3. Pendekatan Visual
2.4
Analisis Forecasting
Teknik peramalan merupakan cara memperkirakan apa yang akan
terjadi pada masa mendatang secara sistematis dan pragmatis atas dasar data
yang relevan pada masa yang lalu, sehingga dengan demikian teknik peramalan
diharapkan dapat memberikan objectivitas yang lebih besar. Forecast/Peramalan
biasanya dapat diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang
dicakupnya. Berikut ini adalah kategori peramalan berdasarkan horizon waktu:
1. Peramalan jangka pendek
Peramalan ini mancakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi
umumnya kurang dari 3 bulan. Peramalan ini biasanya digunakan untuk
merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, penjualan, jumlah tenaga kerja,
penugasan kerja, dan tingkat produksi
2.
Peramalan jangka menengah
Peramalan ini umumnya mencakup hitungan bulanan hingga waktu 3
tahun. Peramalan ini berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan
anggaran produksi, anggaran kas, dan menganalisis bermacam-macam rencana
operasi.
3.
Peramalan jangka panjang
Umunya untuk waktu perencanaan masa 3 tahun atau lebih. Permalan
jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal,
lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan
(litbang).
Sedangakan tipe peramalan berdasarkan aspek strategis dalam
perencanaan operasi di masa depan antara lain:
a. Peramalan ekonomi (economic forecast), peramalan ini
menjelaskan/meramalkan siklus bisnis dengan memprediksikan tingkat inflasi,
ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan, dan
indicator perencanaan lainnya.
b. Peramalan teknologi (technological forecast), memperhatikan
tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik,
yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
c. Peramalan permintaan (demand forecast), adalah proyeksi
permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut
juga Peramalan Penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem
penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber
daya manusia.
Secara umum teknik atau metode peramalan dapat dibagi menjadi
dua kategori, yang masing-masing kategori terdiri dari beberapa model. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut (Spyros Makridakis, 1993 hal 8-10)
1. Metode Kualitatif
Metode ini lebih menekankan pada keputusan-keputusan hasil
diskusi pendapat pribadi seseorang, dan intuisi yang meskipun kelihatannya
kurang ilmiah tetapi dapat memberikan hasil yang baik. Metode ini dibagi
menjadi 2 yakni
a) Metode eksploritas
b) Metode normati
2. Metode kuantitatif
Merupakan prosedur peramalan yang mengikuti aturan-aturan
matematis dan statistik dalam menunjukan hububgan antara permintaan dengan satu
atau lebih variabel yang mempengaruhinya. Peramalan kuantitatif mengasumsikan
bahwa tingkat keeratan dan macam dari hubungan antara variabel-variabel bebas
dengan permintaan yang terjadi pada masa lalu akan berulang pada masa akan
datang. Metode Kuantitatif di kelompokan menjadi dua, yaitu:
1. Time series model
Time series model didasarkan pada serangkaian data-data
berurutan yang berjarak sama (misalnya: mingguan , bulanan, tahunan, dll).
serangkaian data ini yang merupakan serangkaian observasi berbagai variabel
menurut waktu, biasanya ditabulasikan dan digambarkan dalam bentuk grafik yang
menunjukan perilaku subyek. Time series sangat tepat dipakai untuk meramalkan
permintaan yang berpola permintaan dimasa lalunya cukup konsisten dalam periode
waktu yang lama, sehingga pola tersebut masih akan teteap berlanjut.
Analisa deret waktu didasarkan pada asumsi bahwa deret waktu
tersebut terdiri dari komponen-komponen, yaitu: Pola kecenderungan (T), Pola
siklus/cycle (C), Pola musim (S), Variasi acak(R)
Seperti yang terlihat pada tabel di atas Time series model
mempunya beberapa metode, antara lain yakni : ARIMA, bayesian, Autocorelation,
filter kalman, multivariate, smooting dan regresion.
2. Casual model (model sebab akibat)
Model casual model adalah model peramalan yang mempertimbangkan
variabel-variabel atau vaktor-vaktor yang bisa mempengaruhi jumlah yang sedang
diramalkan. Atau lebih mudahnya bahwa Metode ini menggunakan pendekatan
sebab-akibat, dan bertujuan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang
dengan menemukan dan mengukur beberapa variabel bebas (independen) yang penting
beserta pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas yang akan diramalkan. Pada
metode kausal terdapat tiga kelompok metode yang sering dipakai :
1. Metoda regresi dan korelasi memakai teknik kuadrat terkecil
(least square). Metoda ini sering digunakan untuk prediksi jangka pendek.
Contohnya: meramalkan hubungan jumlah kredit yang diberikan dengan giro,
deposito dan tabungan masyarakat.
2. Metoda ekonometri berdasarkan pada persamaan regresi yang
didekati secara simultan. Metoda ini sering digunakan untuk perencanaan ekonomi
nasional dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Contohnya: meramalkan
besarnya indikator moneter buat beberapa tahun ke depan, hal ini sering
dilakukan pihak BI tiap tahunnya.
3. Metoda input output biasa digunakan untuk perencanaan ekonomi
nasional jangka panjang. Contohnya: meramalkan pertumbuhan ekonomi seperti
pertumbuhan domestik bruto (PDB) untuk beberapa periode tahun ke depan 5-10
tahun mendatang. Tahapan perancangan peramalan Secara ringkas terdapat tiga
tahapan yang harus dilalui dalam perancangan suatu metoda peramalan, yaitu :
-
Melakukan analisa pada data masa lampau. Langkah ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran pola dari data bersangkutan.
- Memilih metoda yang
akan digunakan. Terdapat bermacam-macam metoda yang tersedia dengan
keperluannya. Metoda yang berlainan akan menghasilkan sistem prediksi yang
berbeda pula untuk data yang sama. Secara umum dapat dikatakan bahwa metoda
yang berhasil adalah metoda yang menghasilkan penyimpangan (error) sekecilkecilnya
antara hasil prediksi dengan kenyataan yang terjadi.
- Proses transformasi
dari data masa lampau dengan menggunakan metoda yang dipilih. Kalau diperlukan,
diadakan perubahan sesuai kebutuhannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisi
Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio keuangan
adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang
terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan.
Rasio keuangan dibedakan beberapa
jenis antara lain :
1)
Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas
perusahaan (Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).
2)
Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan
untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan
hutang (Debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lain
sebaginya).
3)
Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory
turnover, average collection period dan lain sebagainya).
4)
Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan
hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit
margin on Sales, Return on total assets, Return on net worth dan lain
sebagainya).
Dari
jenis-jenis rasio tersebut kita dapat menggunakan Rasio keuangan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Analisis Keuangan juga
mempunyai beberapa keunggulan salah satunya adalah rasio sebagai pengganti yang
sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan
rumit.dan Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. Kelemahan
Analisis keuangan salah satunya adalah
Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya
perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
Analisis cross section adalah perbandingan data
keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan atau industi yang sejenis.
Analisis time
series adalah analisis perbandingan data dengan data keuangan periode
sebelumnya (perbandingan dengan data historis). Forecasting digunakan untuk memproyeksikan kondisi keuangan pada
masa mendatang.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-likuiditas.html#ixzz2ajHgWOh1
No comments:
Post a Comment