BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang Masalah
Berkembangnya
usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi
sebagai hal yang sangat penting peranannya dalam menunjang jalannya
operasi-operasi demi tercapainya tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
Sistem adalah
sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai
suatu tujuan
Menurut Mcleod, 1998,
Sistem adalah
sekumpulan komponen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan guna
memperbaiki organisasi ke arah yang lebih baik (Mcleod, 1998).
Menurut Mulyadi, 2001,
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi
bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut
Mathiassen Lars, 2000,
Sistem juga adalah
kumpulan dari komponen-komponen peralatan model requirements, function dan
interface.
SISTEM
PENJUALAN
Sistem
penjualan yaitu sistem yang melibatkan sumberdaya dalam suatu
organisasi, prosedur, data, serta sarana pendukung untuk mengoperasikan sistem
penjualan, sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihak manajemen
dalam pengambilan keputusan.
Sistem
informasi penjualan yaitu sub system informasi bisnis yang mencakup kumpulan
prosedur yang melaksanakan, mencatat, mengkalkulasi, membuat dokumen dan
informasi penjualan untuk keperluan manajemen dan bagian lain yang berkepentingan,
mulai dari diterimanya order penjualan sampai mencatat timbulnya
tagihan/piutang dagang
Sistem
penjualan barang yaitu suatu sistem penjualan, melalui prosedur-prosedur
yang meliputi urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli,
pengecekan barang ada atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang
yang disertai dengan pembuatan faktur dan mengadakan pencatatan atas penjualan
yang berlaku
APOTEK FARMASI RSUD SULTAN IMANUDDIN P. BUN
Pengertian
apotek menurut (Kepmenkes RI) No. 1332/MENKES/SK/X/2002, Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat
dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada
masyarakat. Yang di maksud pekerjaan kefarmasian diantaranya pengadaan obat
penyimpanan obat, pembuatan sediaan obat, peracikan, penyaluran dan penyerahan
perbekalan farmasi serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
perbekalan kefarmasian yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional,
alat kesehatan dan kosmetik. Tidak hanya menjalankan pekerjaan kefarmasian
tetapi tugas pokok dan fungsi apotek juga harus dijalankan dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan standard prosedur yang telah ditetapkan.
Nama Apotek
yang akan saya bahas dalam makalah ini adalah
Nama Apotek : Instalsi Farmasi RSUD Sultan Imanuddin
Alamat : Jalan Sultan Syarir NO. 17
Pangkalan Bun.
Pemilik Sarana Apotek :
Nama : RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun
Alamat
: Jalan Sultan Syarir NO. 17
Pangkalan Bun.
Apoteker
Pengelola Apotek :
Nama : Soufia Ardiani, S.Si.,Apt ( Kepala
Instalasi Farmasi )
Alamat :
Jl. Sultan Syahrir No. 17 Pangkalan Bun
Apoteker Pendamping :
Nama ` : Fahrina, S.Farm.,Apt
Alama
: Jl. Ahmad Wongso RT. 18 Kel.
Madurejo
Jam Buka dan Kunsultasi Apotek
Jam buka apotek setiap harinya antara 07.00 sampai 21.00 WIB hari ahad dan
hari libur tetap buka kecuali hari besar agama, yang dibagi menjadi 2 sift,
yaitu :
Sift 1 : 07.00 – 14.00 WIB
Sift 2: 14.00 – 21.00 WIB
Pengelolaan yang biasa dilakukan di
apotek antara lain :
1.
Pengadaan
Apotek
menggunakan sistem pemesanan salesman yang datang langsung datang ke apotek
atau melalui pesawat telepon untuk memenuhi pengadaan barang. Masalah yang
sering dihadapi di apotek dalam pengadaan yaitu, keterlambatan dalam pengadaan
obat yang di sebabkan oleh kekosongan pabrik, dalam mengatasi masalah ini
dilakukan dengan cara memesan obat dari jauh-jauh hari dan tidak menunggu stok
obat tersebut kosong.
2.
Penyimpanan
Untuk
penyimpanan sediaan obat dan alat kesehatan di apotek disusun berdasarkan
abjad, bentuk sediaan dan stabilitas atau kesesuaian suhu pada penyimpanan
obat.
1) Golongan obat
Penyimpanan
obat berdasarkan golongan obat, seperti obat bebas, bebas terbatas obat keras
dan obat narkotik. Tidak mengalami masalah yang berarti dan sesuai dengan
standar yang di tetapkan.
2)
Abjad
Penyimpanan
obat berdasarkan abjad, seperi obat yang di beli bebas sampai obat yang harus
di sertai dengan resep dokter. Tidak mengalami masalah yang berarti dan sesuai
dengan standar yang di tetapkan.
3) Bentuk sediaan
Penyimpanan
obat berdasarkan bentuk sediaannya, seperti sirup bebas, sirup ASKES, salep,
injeksi, cairan dan lain-lain. Tidak mengalami masalah yang berarti dan sesuai
dengan standar yang di tetapkan.
4)
Suhu
Penyimpanan
obat berdasarkan suhu penyimpanan agar obat tidak rusak, seperti suppositoria
dan insulin disimpan dalam lemari es, supaya tidak merusak bentuk dan
khasiatnya. Dalam hal ini Penulis tidak melakukan pengecekan terhadap
penyimpanan berdasarkan suhu.
3.
Penyaluran
Penyaluran obat di apotek di
bagi menjadi 2 macam cara, diantaranya :
1)
Resep
Resep yang dilayani ada 2 yaitu resep ASKES
dan non ASKES
2)
Non resep
Pembelian
obat yang dilakukan tidak menggunakan resep atau penjualan obat bebas. Masalah
yang sering dihadapi adanya penyaluran obat Psikotropika yang disalurkan bebas
tanpa menggunakan resep dokter maupun petunjuk dokter, penyaluran itu tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4.
Pelaporan
Pelaporan di apotek antara lain :
1) Laporan harian merupakan laporan yang
berisikan tentang barang yang terjual, pengeluaran dan pemasukan obat yang
masuk. Laporan harian yang dilakukan telah sesuai dengan jumlah obat yang masuk
dan keluar setiap harinya.
2) Laporan bulanan biasanya berisi tentang
laporan obat golongan Narkotika, Psikotropika yang masuk dan keluar selama satu
bulan.
II.
Perumusan Makalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah dijabarkan diatas, maka permasalahan
yang akan dikaji adalah Sistem Penjualan, , Jenis Penjualan Barang pada Apotek
Pharingga, unit organisasi dan Dokumen yang digunakan, Prosedur, Flowchart,
narasi dan SPI.
III.
Tujuan Makalah
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi Tugas Sistem Akuntansi
yang diberikan oleh Bapak Ilham Koentarto, SE., Akt. CA dosen Sistem Akuntansi kepada Mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
JENIS PENJUALAN BARANG
Terdapat beberapa cara dalam
menjual. Untuk itu sistem yang diaplikasikan disesuaikan dengan operasi dilapangan.
Dalam pembahahan ini saya membahas pada sebuah Apotek yang teridentifikasi
beberapa jenis Penjualan di Apotek ini
yaitu :
• Penjualan Langsung yaitu penjualan dengan mengambil
barang dari supplier dan langsung
dikirim ke customer.
• Penjualan Stock Gudang yaitu penjualan barang dari
stock yang telah tersedia di gudang
• Penjualan Kombinasi ( langsung + Stock ) yaitu
penjualan dengan mengambil barang sebagian dari supplier dan sebagian daris
stock yang tersedia di gudang.
II.
STRUKTUR ORGANISASI APOTEK
TUGAS DAN
TANGGUNGJAWAB TIAP TIAP BAGIAN
1. Direktur /
Pemilik Apotek
a.
Bertanggungjawab
terhadap semua kegiatan dan mengkoordinir semua bagian
b.
Menunjuk dan
mengangkat semua personel untuk tugas atau jabatan yang sesuai dengan struktur
organisasi
c.
Mengawasi
dan menjamin stabilitas seluruh bagian yang ada dalam apotek
2. Kepala /
Apoteker Pengelola
a.
Mengawasi
jalannya operasional apotek
b.
Mengevaluasi
apotek berdasarkan dari laporan yang diterima dalam kurun waktu tertentu
c.
Melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk perkembangan apotek
3. Assisten
Apotek
Orang yang
bertugas sebagai pembuat/ menyiapkan obat yang diterima dari bagian penjualan
sesuai dengan resep maupun non resep dari konsumen, dimulai dari melihat
kelengkapan obat, menyiapkan obat dan mengemas obat.
4. Bagian
Penjualan / Kasir
a.
Mengenal
produk dan barang yang akan dijual secara baik.
b.
Melayani
konsumen dengan melayani permintaan obat resep maupun non resep
5. Bagian
Gudang
Bagian gudang merupakan bagian dari
Staff apotek, dalam hal ini yaitu bagian yang bertanggungjawab atassegala macam
kegiatan yang terjadi dibagian gudang. Tugas dan tanggungjawabnya yaitu membuat
surat pemesanan obat, mendistribusikan barang ke bagian penjualan, melakukan
kordinasi dengan bagian pembelian dan penjualan.
6. Bagian
Pembelian
a.
Melakukan
pemesanan obat kepada supliyer
b.
Melakukan
negosiasi harga ke supliyer dan mencari harga yang sesuai atau kompetetif,
sehingga dapat menaikan keuntungan dari penjualan barang.
III. PROSEDUR PENJUALAN
1. Bagian Order
Penjualan / Sales/Marketing
a.
Menerima
Order dari langganan. Order dari langganan diterima dalam bentuk (PO) dari
langganan melalui fax atau secara langsung yang kemudian dicatat dalam order
form. Permintaan secara lisan melalui Telephone tidak dapat dilayani.
b.
Memverikasi
order langganan mencakup data pelanggan secara lengkap termasuk alamat
penyerahan barang yang diinginkan customer, Quantity, dan merawat validasi data
tersebut melalui workstation yang ada pada bagian penerimaan order untuk
mengecek pemenuhan order, meliputi nama product, nomor surat pesanan atau
pemesan, harga, tanggal penyerahan barang, dll.
c.
Mencatat
order langganan ke sistem komputer dan menerbitkan dokumen order penjualan.
Dokumen ini selanjutnya berfungsi sebagai surat permintaan pengadaan barang
(stock request). Bila barang yang dipesan tidak tersedia atau persediaan di
gudang tidak mencukupi, maka akan direkam sebagai back order. (order yang belum
terpenuhi). Order penjualan di print out melalui printer di bagian penerimaan
order
d.
Membawa
dokumen order penjualan ke bagian otorita kredit untuk mendapat persetujuan
penjualan kredit. Bila Customer tetap dapat langsung ke bagian Stock &
Delivery.
e.
Mengadakan
contact dengan pelanggan mengenai pemenuhan order.
2. Bagian
Kredit
a.
Menerima
dokumen order penjualan dari bagian penerimaan order
b.
Memeriksa
status langanan melalui workstation yang ada di bagian otorita kredit
c.
Berdasarkan
informasi yang diperoleh dilayar komputer, kemudian memutuskan apakah order ini
dapat dipenuhi
d.
Menyerahkan
kembali dokumen order penjualan yang sudah di verifikasi dan ditandatangani,
dan diteruskan ke bagian Stock & Delivery.
e.
Menerima
faktur lembar ke-1, Faktur Pajak lembar ke satu dan Delivery Order lembar ke-1
yang telah diverifikasi oleh oleh langganan dan mengarsipnya urut tanggal.
3.
Bagian Stok
dan Delivery
a.
Menerima
Oder Penjualan yang telah ditandatangani bagian otorita kredit dari bagian
order penjualan
b.
Menyiapkan
Dokumen pengiriman berdasarkan order penjualan. Bila barang tidak tidak
tersedia di gudang meneruskan order penjualan ke bagian pembelian barang
dagang.
c.
Mencatat
pembelian, berdasarkan surat jalan yang ditandatangani oleh sopir untuk barang
yang langsung dijual atau Surat Jalan supplier yang ditandatangani oleh bagian
gudang untuk barang yang masuk ke gudang.
d.
Membuat
Delivery Order untuk order penjualan yang telah mendapat otorisasi dari bagian
otorita kredit
e.
Membuat
surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang, untuk penjualan yang
mengambil barang di gudang. Atau meminta PO/Memo untuk mengambil barang di
supplier dari bagian pembelian barang dagang.
f.
Menyerahkan
Delivery order, Surat Perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang atau PO/Memo
ke bagian transportasi (sopir) untuk meminta barang ke gudang atau mengambil
barang di supplier.
g.
Menerima
Deliveri order lembar 1 & 2 yang telah ditanda tangani/diverifikasi oleh
Langganan
h.
Menerbitkan
listing delivery order dan diserahkan ke bagian pembuat invoice.
4. Bagian
Gudang
a.
Menerima
Perintah/Permintaan Barang
b.
Menyediakan
barang sesuai dengan Surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang (Deliveri
Order tidak boleh digunakan untuk pengeluaran barang karena tidak semua
penjualan menggunakan barang yang ada di gudang)
c.
Mengembalikan
Perintah/Permintaan/Bon pengeluaran barang kepada sopir untuk ditandatangani
dan meminta copynya setelah ditandatangi.
d.
Mencatat
Pengeluaran Pada Kartu Persediaan
5. Bagian
Transportasi
a.
Menerima
PO/Memo, Delivery Order dari bagian Stock & Delivery
b.
Meminta
barang ke supplier menggunakan PO/Memo
c.
Menerima
surat Jalan/Surat Pengantar Supplier
d. Memeriksa
kesesuaian barang yang diserahkan oleh supplier dengan memo/Po/Surat Jalan
Supplier
e.
Menanda
tangani Surat Jalan Supplier dan meminta copynya.
f.
Membawa dan
Menyerahkan barang ke customer
g.
Menyerahkan
Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
h.
Meminta
Lembar Delivery Order lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani
i.
Menyerahkan
Delivery Order lembar 1 & 2 kepada Invoice (melalui Kurir)
j.
Menyerahkan
Copy Surat Jalan/Surat Pengantar Supplier yang telah ditanda tangani ke bagian
Stock. & Delivery (melalui Kurir)
6. Penjualan
Barang dari Stok Gudang
a. Menerima
Surat Perintah/Permintaan pengeluaran Barang, Delivery Order
b. Meminta
barang ke gudang dengan meyerahkan Surat Perintah/Permintaan Pengeluaran
Barang.
c. Memeriksa
kesesuaian barang yang diserahkan oleh bagian gudang
d. Menanda
tangani Surat Perintah/Permintaan barang dan meminta copynya kepada bagian
gudang.
e. Menyerahkan
barang kepada customer
f. Menyerahkan
Delivery Order kepada Customer untuk ditanda tangani.
g. Meminta
Delivery Order lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani
h. Menyerahkan
delivery Order lembar 1& 2 kepada bagian Invoice (melalui Kurir)
i. Menyerahkan
Surat Perintah Pengeluaran barang yang telah ditandatangi ke bagian Stock &
Delivery. (melalui Kurir)
7. Bagian
Invoice / Faktur
a. Menerbitkan
Faktur berdasarkan data delivery order yang telah di entry oleh bagian stock
& delivery. Pembuatan faktur ini cukup dengan memasukan nomor order
penjualan yang sudah direkam file server
b. Menerbitkan
faktur pajak.
c. Menerbitkan
listing penjualan harian
d. Mendistribusikan
Dokumen
8. Bagian
Administrasi Keuangan
1. Bagian Piutang
a. Menerima
faktur lembar ke-2 & 3 dari bagian Invoice
b. Merekam data
transaksi penjualan dengan cara memasukan nomor order penjualan. Perekaman
meliputi data transaksi piutang
c. Mengarsip
lembaran faktur lembar ke-2 urut tanggal
d. Mengumpulkan
faktur lembar ke-3 dalam suatu periode harian
e. Menyerahkan
satu kumpulan (batch) dari faktur lembar ke-3 bersama batch control sheet
bersangkutan ke bagian buku besar.
f. Membuat
surat penagihan
2. Bagian buku besar
a. Bagian
Jurnal Penjualan
1) Menerima
copy list penjualan harian yang dilampirkan copy faktur (tembusan Jurnal) dan
Delivery Order lebar ke- 2 yang telah diverifikasi oleh penerima barang.
2) Menerima
copy Faktur Pajak.
3) Mencatat
Jurnal transaksi Penjualan
b. Bagian
Jurnal Pembelian
1)
Menerima
Copy Po dari bagian pembelian
2)
Menerima
bukti penerimaan barang dari bagian penerimaan
3)
Mencatat
Jurnal transaksi yang menyebabkan timbulnya utang
9. Bagian
Pengolahan IT / Data Elektronik
Bagian IT
tidak melakukan fungsi pemasukan data karena semua input telah dimasukan
melalui terminal masing-masing bagian. Yang dilakukan oleh bagian ini adalah
mengendalikan arus informasi dan mengevaluasi laporan-laporan yang dihasilkan
oleh sistem informasi yang selanjutnya diserahkan ke bagian yang berwenang
untuk dapat menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan.
Bagian IT
memberikan support terhadap berjalannya arus informasi dengan baik,
pengendalian proses, pemilihan teknologi dll.
Jumlah
personal untuk mengisi bagian-bagian tersebut diatas sangat tergantung pada
kebutuhan dimana ada bagian yang dapat digabung sehingga beberapa bagian
ditanggani oleh seorang personil dan sebaliknya ada bagian yang harus
dimekarkan sehingga satu bagian diisi oleh beberapa personal. Arus dokumen
disesuaikan dengan bagian yang ada.
IV.
DOKUMEN
Dokumen – dokumen
yang digunakan di Apotek Pharingga
1.
Kwitansi
2.
Faktur
Penjualan
3.
Nota
Pembelian dari Toko
4.
Surat
Pemesanan Obat
5.
Faktur
Pembelian dari PBF
6.
Kartu Stok
Barang / Obat
7.
Blanko Nota
Penjualan Obat
8.
Blanko
Kwitansi dan Copy Resep
9.
Blanko
Pemesanan Psikotropik
10. Blanko
Pemesanan Narkotik
11. Blanko
Catatan Pemjualan
12. Blanko
Catatan Pembelian
13. Blanko
Catatan Keuangan
14. Blanko
Catatan Untuk Narkotika
15. Blanko
Catatan Psikotropik
16. Absensi
Pegawai
17. Buku Barang
Datang
18. Buku Rekap
Piutang / Buku Lukaso
19. Buku Rekam
Medik
20. Buku
Pembelian Cash
21. Buku
Pembelian Konsinyasi
22. Buku Resep
23. Buku
Pengiriman Barang
V.
FLOWCHART
VI. SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Sistem
Pengendalian Intern adalah suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi
dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam
perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan
membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Dari
definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern :
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi.
3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mempelajari dan menilai penerapan struktur
pengendalian intern yang dilaksanakan oleh apotek yang berhubungan dengan
penjualan obat-obatan serta untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dari
struktur pengendalian intern yang sudah ada.
Dalam
penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah metode analisis diskriptif
pada pendekatan kualitatif, dengan tahapan analisis sebagai berikut:
1. Menganalisa
struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan wewenang yang ada di
Apotek.
2. Menganalisa
bagaimana sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup (berdasarkan prosedur pembelian, penerimaan, penyimpanan,
pengeluaran, pencatatan, dan pengontrolan).
3. Menganalisis
praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
4. Menganalisis
karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Hasil dari analisis yang telah dilakukan
menyatakan bahwa Sistem Pengendalian Intern yang diterapkan di Apotek Pharingga
belum baik. Hal ini dapat dilihat dari masih terdapat perangkapan jabatan pada
bagian penerimaan dan bagian penyimpanan barang (bagian gudang), kemudian
Apotek Pharingga masih belum membentuk secara khusus team sebagai Pengendalian
Intern untuk pemeriksaan mendadak terhadap catatan persediaan sehingga
memperkecil adanya penyelewengan yang ada dalam Apotek tersebut, banyaknya
tanggung jawab yang dibebankan pada pimpinan Apotek dan kurangnya bukti-bukti,
baik yang berupa formulir-formulir/ faktur-faktur yang digunakan sebagai arsip
serta tidak adanya SPPH (Surat Permintaan Penawaran Harga) .
BAB III
PENGEMBANGAN
Berdasarkan
hasil pembahasan diatas, agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan maka
penulis menyarankan sebaiknya Apotek Farmasi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun membuat struktur organisasi yang dapat memisahkan wewenang dan tanggung
jawab agar tidak terjadi perangkapan fungsi dalam satu departemen, Apotek Farmasi
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun seharusnya membentuk suatu team sebagai
Pengendalian Intern yang melakukan pemeriksaan mendadak terhadap terhadap
catatan dan persediaan obat untuk meminimalisir adanya resiko penyelewengan,
menambah beberapa rangkap formulir dan membuat SPPH yang ditujukan untuk
supplier guna mendapatkan potongan harga.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan pada Apotek Farmasi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun mengenai
perancangan sistem penjualan dapat diambil kesimpulan bahwa:
Sistem pengendalian intern dilihat dari
organisasi dan sistem otorisasi. Dari segi organisasi, di Apotek Farmasi RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun tidak terdapat pemisahan fungsi dan wewenang
yang jelas sehingga, kemungkinan karyawan berlaku tidak jujur sangat besar.
Dari segi sistem otorisasi yang dilakukan, memberikan kemungkian manipulasi
maupun kesalahan dalam pemberian harga, pencatatan dan penghitungan transaksi
penjualan tunai. Sehingga informasi yang dihasilkan tidak akurat, dan relevan.
B. Saran
Saran yang penulis ajukan demi
pengembangan Sistem Penjualan di Apotek Pharingga masa mendatang adalah sebagai
berikut:
Pengembangan Sistem Penjualan di
Apotek Pharingga sangat diperlukan dengan Mantap, Intensif serta
Bertanggungjawab untuk menyesuaikan dengan perkembangan apotek maupun
perkembangan teknologi
No comments:
Post a Comment