Bahan utama gula tebu adalah tentu saja, air tebu.Air tebu
diperoleh dari cairn dalam batang tebu yang sudah dewasa. Ciri tebu yang telah
dewasa adalah batangnya telah tinggi, tinggi tanaman tebu dapat mencapai 3
meter, hampir seluruh daunnya mengering namun masih memiliki beberapa daun
hijau. Tebu dengan kondisi tersebut dapat dipanen. Untuk menghilangkan
daun-daun tebu, batang tebu dapat dibakar dalam api dengan suhu tinggi dalam
waktu yang sangat singkat sehingga kandungan gulanya tidak rusak. Proses
pembakaran ini juga berfungsi meenghilangkan lapisan lilin pada batang tebu.
1. Ekstraksi
Tahap ini merupakan tahap pertama pembuatan gula tebu. Dalam
tahap ini batang tebu diproses pada penggilingn yang sangat besar untuk
mengekstraksi cairan manis yang terdapat di dalamnya. Cairan manis kemudian
dipisahkan dengan serat tebu. Serat tebu dapat dipakai dalam digunakan ddi mesin
pemanas.
Cairan hasil ekstraksi ini mengandung 15%gula dan serat
residu.Dalam 100 ton tebu terdapat 30 ton serat residu.
2. Pengendapan Kotoran dengan Kapur (Liming)
Cairan hasil ekstraksi belumlah merupakan cairan gula
murni.Untuk memurnikan cairan hasil ekstraksi, perlu ditambahkan kapur,
biasanya kalsium hidroksida. Sebelum dicampur kalsium hidroksida, terlebih dulu
cairan gula dipanaskan untuk mengoptimalhan proses pemurnian. Cairan gula yang
telah dicampur kapur, kemudian dimasukkan ke dalam tangki penjernih. Dalam
tangki ini akan terjadi pengendapan padatan yang terdapat dalam cairan. Hasil
dari proses ini adalah cairan gula yang jernih.
3. Evaporasi
Setelah proses Liminh, cairan gula yang jernih kemudian
dikentalkan dengan cara menguapkan air yang terdapat didalamnya menggunakan uap
panas yang disebut proses evaporasi. Evaporasi dilakukan dalam evaporator
majemuk dengan menggunakan cara steam. Hasil dari proses evaporasi adalah sirup
gula yang mendekati kejenuhan.
4. Pengkristalan
Tahap ini merupakan tahap akhir pembuatan gula tebu.Pada
tahap ini sirup gula hasil evaporasi dimasukkan ke dalam panci yang besar untuk
dididihkan. Dalam panic ini sejumlah air diuapkan sehingga kondisinya
memungkinkan untuk membuat kristal gula. Kemudian sirup dengan kandungan air
yang sangat sedikit ini diberi campuran kristal. Kemidian kristal campuran akan
terbentuk, namun masih tetap ada larutan induk. Kristal campur dan larutan
induk tersebut kemudian diputar dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan
keduanya.Kristal-kristal gula pun akhirnya terbentuk.Namun, sebelum disimpan
kristal-kristal gula itu harus dikeringkan terlebih dahulu.
PROSES PEMBUATAN GULA SECARA MODERN
Dengan Pabrik yang modern untuk menghasilkan gula yang lebih
manis, alami, beraroma dan halal ...
SEJARAH SINGKAT
Pabrik Gula Gunung Madu terletak diujung selatan Pulau
Sumatera, tepatnya berada di Kabupaten Lampung Tengah, Propinsi Lampung, 90 km
ke arah utara dari Ibukota Propinsi Lampung (Bandar Lampung).Didirikan sejak
tahun 1975 dan melaksanakan musim giling yang pertama pada tahun 1978 dengan
produksi gula 18.000 ton.Merupakan industri gula patungan antara perusahaan
swasta asing dan swasta nasional yang berstatus PMA, yang mayoritas sahamnya
dimiliki oleh Kuok Investment, Ltd (Hongkong). Pada awal pendiriannya, semula
pabrik gula ini merupakan pabrik yang sederhana dengan kapasitas giling awal
4,000 TCD (Ton Cane Per Day). Secara bertahap pabrik dikembangkan dan
dimodernisasi sejalan dengan kemajuan yang dialami Perusahaan. Pada musim
giling ke 31 ditahun 2008, kemampuan giling sudah mencapai 14,000 TCD dan
memproduksi gula putih sebesar 218,248 ton dengan jumlah tebu digiling
2,374,619 ton.
PENGIRIMAN DAN PENIMBANGAN TEBU
Timbangan tebu
Tebu dari kebun dikirim ke pabrik menggunakan beberapa model
angkutan : trailer (tebu urai), truk bak dan truk loss bak (tebu ikat),
melewati jembatan timbang dengan sistem komputerisasi untuk pengambilan data
berat kotor, nomor petak, lokasi, jenis tebang, nama pelaksana tebang dan jam
ditebang (kesegaran). Selanjutnya, truk dan trailer yang telah dibongkar,
meninggalkan pabrik melewati jembatan timbang keluar untuk pengambilan data
berat kendaraan kosong.
PENGENDALIAN OPERASIONAL PERALATAN PABRIK
Ruang pusat kendali unit preparasi dan ekstraksi
Pengendalian peralatan pabrik pada masing-masing stasiun
melalui ruang pusat kendali yang ditempatkan pada posisi paling leluasa bagi
operator untuk memonitor aktivitas dan berhubungan dengan petugas jaga
peralatan di lapangan.Pada bagian tertentu yang tidak memungkinkan bagi
operator melihat langsung secara visual, dilengkapi dengan kamera CCTV dari
pusat ruang kendali. Sistem pengendalian menggunakan programmable logic control
(PLC) dipadukan dengan supervisory system sebagai piranti kendali dan informasi
data trending.
Pelataran tebu dan peralatan penanganan tebu
PENANGANAN TEBU
Pelataran tebu dan peralatan penanganan tebu
Berbagai peralatan bongkar (unloading) tebu dipasang
menyesuaikan dengan model angkutan yang ada, tebu yang diangkut menggunakan
trailer dibongkar menggunakan side unloader yang terpasang pada 2 unit gantry
crane, selanjutnya Hydraulic cane grab pada gantry crane bekerja menumpuk dan
mengumpan pada cross cane carrier.
Wheel loader disamping digunakan untuk membongkar dan
menumpuk tebu loss bak di pelataran juga dipergunakan sebagai sarana pengumpan
dan perata pada main cane carrier. Untuk meningkatkan kapasitas umpan langsung
pada main cane carrier , tahun 2001 dipasang 1 unit cane feeder table yang
dilengkapi dengan hydraulic cane lifter yang dapat melayani tebu yang diangkut
dengan trailer dan hydraulic truck tippler untuk melayani truk bak ataupun truk
loss bak.
Pengisian dan preparasi tebu
PREPARASI TEBU
Pengisian dan preparasi tebu
Sebelum tebu diperah pada unit gilingan, terlebih dahulu
dilakukan preparasi untuk membuka sel-sel tebu, tebu diumpankan kedalam 1st.
main cane carrier dari cross carrier #1, cross carrier #2 dan Feeder table
diangkut menuju unit mesin pemotong pertama (1st. cane cutter), kemudian dengan
2nd. elevating cane carrier menuju unit pemotong tebu kedua (2nd. cane cutter),
dan selanjutnya menggunakan unit heavy duty shredder hammer tebu dihancurkan.
Tingkat open cell yang dicapai pada unit preparasi ini 90.92%.
Stasiun gilingan
EKSTRAKSI NIRA
‘
Stasiun gilingan
Enam unit gilingan jenis 4-roller disusun secara seri
digunakan sebagai unit ekstraksi nira, masing-masing unit gilingan digerakkan
dengan tenaga turbin uap.Tingkat ekstraksi sukrosa dari unit gilingan ini pada
kisaran 95 - 96%. Nira mentah dari gilingan dipompa menuju stasiun pemurnian
setelah terlebih dahulu melewati sebuah magnetic flow meter untuk memonitor dan
merekam laju alirannya dalam satuan m3/jam, kemudian ampas tebu yang disebut
bagasse menuju stasiun pembangkit uap untuk digunakan sebagai bahan bakar pada
ketel uap (Boiler).
Boiler dan pembangkit tenaga listrik
BOILER DAN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK
Boiler dan pembangkit tenaga listrik
3 unit boiler dengan kapasitas terpasang masing-masing :
No.1 = 120 ton/jam; No.2 = 80 ton/jam; dan No.3 = 120 ton/jam dengan tekanan
kerja masing masing 20kg/cm2G. Energi potensial uap yang dibangkitkan digunakan
untuk menggerakkan 3 buah back pressure turbo-alternator yang masing masing
mampu membangkitkan tenaga listrik sebesar 5MW, juga digunakan untuk
menggerakkan turbin uap penggerak unit preparasi (cane cutter dan shredder) dan
unit ekstraksi (gilingan). Pada masa tidak giling (off-season) 1 unit boiler
tetap beroperasi dan memanfaatkan bahan bakar (ampas tebu) kelebihan dari masa
giling untuk melayani kebutuhan uap penggerak turbine generator dalam memenuhi
kebutuhan listrik perumahan divisi I s/d divisi VI, perkantoran, maintenance
peralatan di pabrik dan pompa irigasi pertanian.
PEMURNIAN
Clarifier dan Vacuum filter
Pemisahan kotoran dilakukan dalam bejana pengendap single
tray SRI clarifier ( yang telah dimodifikasi menjadi perforated clarifier )
yang merupakan rangkaian tahapan pengaturan suhu, pH, waktu dan penambahan
bahan pembantu (susu kapur, gas belerang dan flokulan). Tingkat kekeruhan
(turbidity) nira yang dicapai pada level 70 - 100 derajat NTU.Endapan kotoran
dari clarifier dicampur dengan bagacillo kemudian ditapis menggunakan 6 buah
vacuum filter menghasilkan limbah padat berupa blotong (filter cake) yang
kemudian dikirim kembali ke kebun sebagai pupuk organik.
PENGUAPAN (EVAPORATION)
Evaporator
Proses pengentalan nira jernih dilaksanakan dengan bejana
penguap (evaporator). Guna meminimalisasikan kebutuhan uap, stasiun evaporator
dirancang dengan konsep maximum vapour bleed. Bejana (evaporator) disusun
dengan sistem quintuple effect yang terdiri dari sembilan buah bejana jenis
Roberts.Uap dari badan pertama digunakan sebagai media pemanas badan kedua, pan
kristalisasi "A" dan bejana pemanas nira tersulfitir. Uap dari badan
dua digunakan untuk media pemanas pada pan kristalisasi "C".
Evaporator dibersihkan secara periodik setiap dua minggu sekali dengan cara
kimiawi selama 12 jam. Brix nira kental dijada pada level 52-55%.
KRISTALISASI
Vacuum Pans
Kristal gula dibuat dalam Vacuum Pans melalui proses
pembesaran kristal hingga mencapai ukuran yang dikehendaki dengan cara
memasukkan nira kental (syrup), gula leburan, molasses kedalam pans pada
kondisi temperatus dan vacuum yang terkendali. Hasil resultan dari kristalisasi
adalah berupa massecuite (campuran kristal gula dengan molasses). Tingkatan
masak (kristalisasi) dilaksanakan dengan sistem ABC. Kristalisasi untuk
"A" dan "B" Massecuite dikerjakan dengan menggunakan batch
pan yang dilengkapi dengan pengaduk, sedangkan untuk "C" massecuite
dikerjakan dengan continous pan. Nira kental, leburan gula "B" dan
"C" sebagai bahan masakan "A" massecuite.Bahan masakan
"B" massecuite berasal dari "A" molasses dan nira
kental.Bahan masakan "C" massecuite berasal dari "B"
molasses dan bibitnya menggunakan "A" molasses.
PEMISAHAN KRISTAL GULA DAN MOLASSES
Batch centrifugal dan Continuous centrifugal
Bila satu siklus proses masak pembesaran kristal telah
selesai, massecuite dari vacuum pans kristalisasi dituangkan kedalam strike
receiver sambil melanjutkan pertumbuhannya. Kristal gula dipisahkan dari
molasses menggunakan sebuah basket berlubang yang diputar sampai pada kecepatan
tertentu sehingga molasses terlepas dari kristal gula akibat gaya sentrifugal
(centrifugals machine). Pemisahan "A" massecuite menggunakan batch
centrifugals menghasilkan kristal gula SHS (produk) dan "A"
moolasses. Pemisahan "B" massecuite menggunakan continuous
centrifugals menghasilkan gula "B" dan "B" molasses,
pemisahan "C" massecuite menggunakan continuous centrifugals
menghasilkan gula "C" dan final molasses.
PENANGANAN DAN PENGEMASAN PRODUK
Pengemasan
Setelah proses pemisahan kristal gula produk (SHS)
dikondisikan melalui sebuah unit fluidized bed vibrating cooler dengan maksud
untuk menurunkan tingkat kelembaban serta meningkatkan kualitas penyimpanan,
kemudian dilakukan pemilahan ukuran butiran menggunakan vibrating screen.
Kristal gula kemudian ditampung dalam sugar bin untuk selanjutnya dilakukan
penimbangan dan pengemasan. Sensor pengirim sinyal bobot pada timbangan
digunakan jenis load cell. Untuk menjamin keakuratan berat kristal dalam
kemasan, mekanisme kerja mesin timbangan dan pengemasan bekerja secara integral
yang dikendalikan secara otomatis. Setiap informasi penyimpangan terekam dan
secara otomatis sistem memberi peringatan.
STANDARISASI KUALITAS DAN KEAMANAN PRODUK
Sertifikasi jaminan mutu
Guna menjamin kualitas, keamanan dan kehalalan produk baik
gula maupun final molasses, telah diterapkan secara konsisten Quality &
Management System yang mengacu pada standarc HACCP (SNI 01-4582-1998) dan GMP
STANDARD B2, telah mendapatkan sertifikasi dari PDV the Netherland (Certifiate
No. GMP'B2 0016), HACCP (Certificate No. PSC 00015) dan sertifikat HALAL dari
MUI (Halal No.:02100005008608).
No comments:
Post a Comment