Makalah Teori Tata Surya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan YME, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini
dengan judul “
Tata Surya”.
Penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
baik berupa saran, motivasi maupun bimbingan, oleh karena itu perkenankan
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Ibu Siti Khotimah selaku dosen pengampu.
2.
Teman-teman kelompok yang senantiasa mendukung kami.
3.
Dan pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan
satu – persatu.
Kami sangat menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna, telah dikerjakan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
yang kami miliki, karena itulah kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan penulis agar menjadi lebih baik. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi teman-teman dan
pembaca sekalian.
Pangkalan Bun, 02 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asal-usul Tata Surya dan
Teorinya
2.2 Sejarah Penemuan Tata Surya
2.3 Susunan Tata Surya
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Tata Surya adalah kumpulan benda langit
yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang
terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah
planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil,
173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor,
asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat
planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet luar, dan di bagian terluar
adalah Sabuk Kuiper dan Piringan Terbesar. Enam dari delapan planet dan tiga
dari lima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami yang biasa disebut
dengan bulan. Contoh: Bulan atau satelit alami Bumi. Masing-masing planet
bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel
lain.
Itulah sedikit gambaran tentang Tata Surya. Tetapi,
Bagaimana Tata Surya bisa berbentuk seperti sekarang? Bagaimana awal mula
terbentuknya Tata Surya? Apa yang menarik tentang Tata Surya?
Pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul di sekitar kita dan saya akan mencoba
menjawab lewat makalah ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
penulis membuat makalah yang berjudul “Tata Surya dan Semua Benda Langit yang
Terikat dengan Gravitasi” dengan harapan dapat membantu para pembaca.. Dengan
adanya makalah ini bukan berarti benda langit hanya itu saja tetapi masih ada
banyak lagi yang tidak dapat ditangkap oleh indera manusia sehingga kita harus
banyak belajar agar dapat menemukan benda langit yang baru.
2.
Rumusan Masalah
Ø Bagaimana
asal-usul Tata surya dan teorinya?
Ø Bagaimana
sejarah penemuan Tata surya?
Ø Bagaimana
susunan Tata surya?
3.
Tujuan Penulisan
Ø Mengetahui
asal-usul Tata Surya dan teorinya
Ø Mengetahui
sejarah Tata Surya
Ø Mengetahui
susunan Tata Surya
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Asal-Usul Tata Surya Dan Teorinya
Lima milyar tahun yang lalu,belum terbentuk matahari.
Bahkan, daerah galaksi yang membentuk tata surya kita adalah gelap, dingin, dan
hampir kosong. Awan yang berhamburan dari gas dan debu yang mengelilingi
kegelapan. Tapi tahap demi tahap, awan menjadi matahari dan
planet-planet.
A. Tinjauan
Umum Tata Surya
Tata surya adalah kumpulan dari benda-benda langit yang mengelilingi
matahari sesuai dengan orbitnya. Susunan tata surya terdiri atas sebuah
matahari, sembilan planet, satelit-satelit pengiring planet, komet yang juga
disebut bintang berekor, asteroid, dan meteorit. Matahari terletak di pusat
tata surya dan memiliki massa yang paling besar, yaitu besarnya 99,86 %
selanjutnya dari matahari secara berurutan, yaitu planet dalam : Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars. Kemudian sabuk asteroid paling besar, yang terletak di
antara orbit Mars dan Jupiter. Kemudian, ada planet luar ; Jupiter, saturnus,
Uranus, Neptunus , dan Pluto yang masih diperdebatkan di luar Neptunus,
termasuk Pluto, terletak sesuatu yang berbentuk cakram yaitu Sabuk Kuiper
(dapat diucapkan “koy-per”) pada komet dan benda-benda dengan jenis
yang berbeda-beda. Di luar sabuk kuiper yang jauh terdapat awan
Oort , bintang berekor yang besar dengan sempurna mengelilingi tata surya.
Sebagian besar benda langit anggota tata surya ini beredar atau
berevolusi mengelilingi matahari dengan lintasan edar berupa elips. Karena
lintasan edarnya berbentuk elips, maka dalam setiap revolusinya , anggota tata
surya ini pada suatu saat berada dekat dengan matahari, namun pada suatu saat
yang lain berada jauh dengan matahari. Titik terdekat ke matahari disebut
perihelium sedangkan titik terjauh disebut aphelium. Kecepatan gerak planet
dalam menempuh lintasan revolusinya tidak selalu tetap. Pada saat dekat titik
perihelium kecepatannya lebih besar dibandingkan dengan pada saat planet
tersebut didekat titik aphelium. Dan terkecuali untuk Pluto, semua planet dan
bulan terbesar dari planet mengikuti orbit yang tak beraturan pada bidang yang
sama. Bidang ini disebut ecliptic, yaitu diartikan sebagai bidang pada orbit
bumi. Selanjutnya, semua planet dan hampir semua bulan mengorbit pada arah yang
sama-berlawanan arah jarum jam (dilihat dari kutub utara Matahari). Ini adalah
juga arah di mana matahari dan hampir semua planet berputar.
Tata surya adalah
seperti bagian dalam atom, hampir seluruhnya ruang hampa.tata surya mempunyai
jarak yang besar, oleh karena itu ilmuwan menggunakan satuan astronomi untuk
mengukur tata surya. Salah satu satuan astronomi (AU) yaitu 1,5 x 108 km
(9,3x107 mil) atau jarak dari bumi ke matahari.
Dari table
di atas mengungkapkan bagian planet ke dalam dua grup. Planet dalam yaitu
(Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars) padat dan relative kecil dan erat. Karena
sebab ini sering disebut ‘Planet terrestrial”. Planet luar yang besar,
mempunyai banyak cincin dan satelit, dan terutama disusun dari hydrogen dan gas
helium. Planet luar sering disebut dengan “Planet jovian” karena mirip Jupiter
dalam batas ukuran besar dan komposisi gasnya.
B. Teori
Terbentuknya Tata Surya
Beberapa teori tentang asal mula terbentuknya tata surya adalah Teori
nebula (Teori Kabut), Teori Pasang Surut, Teori Bintang kembar, dan Teori Proto
Planet (Teori Kondensasi).
1. Teori Nebula
Immanuel Kant (1749-1827), seorang ilmuwan filsafat Jerman membuat suatu
hipotesis tentang terbentuknya tata surya. Menurut Kant, di jagat raya
terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan sehingga lama-kelamaan
bagian tengah kabut itu berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk
matahari, dan bagian kabut di sekelilingnya membentuk planet-planet, satelit,
dan benda-benda langit lainnya. Seorang ilmuwan fisika Prancis bernama Pierre
Simon de Laplace mengemukakan teori yang hampir sama, pada waktu yang hampir
bersamaan. Menurut Laplace, tata surya yang berasal dari kabut panas yang
berputar sehingga membentuk gumpalan kabut, yang akhirnya bentuknya menjadi
bulat seperti bola besar.
Akibat putarannya itu, bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebat
pada bagian ekuatornya. Kemudian, sebagian massa gas pada ekuatornya menjauh
dari gumpalan intinya membentuk cincin-cincin yang melingkari intinya. Dalam
jangka waktu yang cukup lama cincin-cincin itu berubah menjadi gumpalan padat,
gumpalan kecil-kecil inilah yang membentuk planet-planet dengan satelitnya
dan benda langit lainnya, sedangkan inti kabut itu tetap terbentuk gas
pijar yang akhirnya disimpulkan sebagai matahari. Persamaan kedua teori di atas
terletak pada material asal pembentuk tata surya, yaitu kabut (nebula),
sehingga kedua teori itu disebut teori Nebula atauTeori kabut, atau lebih
dikenal dengan nama Teori Kant dan Laplace.
a) Kabut
matahari dengan panas tinggi, memutar dengan cepat dan mendatar
Selama lebih dari jutaan tahun di mana kabut matahari menipis, mempunyai
panas tinggi, memutar cepat, dan mendatar menjadi bentuk cakram. Sebagai hasil,
nebula diubah bentuknya dari luas, hamburan di beberapa arah, awan menjadi
cakram yang memutar sangat kecil dengan pusatnya panas.
Seperti kabut mengkerut di bawah pengaruh gaya gravitasi, ini menjadi
sangat panas. Sesuai dengan hukum energy konservasi, energy potensial gravitasi
pada partikel yang tertarik diubah bentuknya menjadi panas dan juga tertutup
bersama.
Juga, seperti kabut mengkerut, kabut memutar sangat cepat dan cepat. Sebuah
alas an untuk ini dalah konservasi momentum anguler (sudut). Tiap benda
berotasi, seperti awan dari gas, roda sepeda, atau acrobat yang melakukan
salto, menjaga rotasi am[ai sebuah gaya membuat benda tersebut berhenti. Kita
mengatakan bahwa benda yang berotasi “Kelembaman Rotasi”. Semua benda yang
berpindah mempunyai kelembaman dari gerakan tau momentum linier. Hamper serupa,
benda-benda yang memutar mempunyai kelembaman dari rotasi atau momentum sudut.
Teori nebula adalah sesuatu yang penting untuk mengetahui momentum sudut
ini adalah tetap. Konservasi momentum sudut mengatakan bahwa momentum sudut
adalah konstan sehingga ketika sebuah benda memusatkan untu berputar, ini
adalah memutar paling cepat. Sebagai yang sering dikenal peluncur s yang
menarik lengannya menjadi sebuah putaran, menghasilkan tambahan putaran. Jadi,
debu dan gas sebuah awan yang berotasi pada mulanya dengan kecepatan rendah
seperti pengerutan, mencapai kecepatan rotasi.
Sesuatu berbentuk bola memutar dengan cepat, dan yang terjadi adalah bola tersebut
mendatar. Apabila kita mengamati seorang koki membalikkan adonan pizza menjadi
sebuah cakram dengan memutar pada tangannya. Jupiter, dengan putaran paling
besar, dapat dilihat bagian ini adalah bentuk sebuah bola yang asli.
Ketika gas sebuah bola meningkat, ini adalah kecepatan putaran, mendatar sangat
jelas-mendatar tepat galaksi kita, yaitu Milky Way. Jadi gas sebuah bola pada
mulanya adalah menjadi pemutar cakram, pusatnya menjadi awal matahari.
Sebuah formasi dari cakram yang memutar saat ini. Semua planet bergerak
mengelilingi matahari yang sama dekat bidangnya karena mereka terbentuk dari
suatu kabut cakram yang sama datarnya. Secara lengkap yang mana cakram telah
memutar menjadi rotasi matahari dan orbit planet-planet secara lengkap. Ini juga
memilih secara lengkap sebuah rotasi untuk planet-yang mana hamper rotasi
planet-planet adalah sama.
b) Komposisi
kimia tata surya
Sesuai dengan keterangan-keterangan kita dapat mengartikan saat ini,
seluruh alam diciptakan dalam Big Bang, sekitar 14 miliar tahun yang lalu.
Hydrogen dan helium juga terdapat elemen kimia ketika awal mula alam semesta.
Akhirnya, elemen besi yang paling berat telah dibentuk dengan reaksi fusi di
pusat bintang yang besar. Elemen yang paling berat yang mana besi diproduksi dengan
ledakan bintang besar-supernova.
Banyak tumpahan muatan bintang yang mati kembali ke dalam ruang angkasa.
Jadi sepanjang elemen yang berat dengan hydrogen dan helium yang dilepaskan ke
dalam ruang angkasa dari bintang yang mati dan dapat digunakan kembali ke dalam
generasi bintang baru.
Pada proses pemanasan elemen berat (berarti semua elemen yang berat
daripada helium) dan mungkin menggunakan sejarah alam semesta seluruhnya.
Menariknya, hanya bagian asli dari hydrogen dan helium yang kecil diubah ke dalam
elemen yang paling berat. Ketika tata surya kita terbentuk sekitar 4,5 miliar
tahun yang lalu, sekitar 2 5 (dari massa)murni hiidrogen dan helium dalam
galaksi yang dibentuk menjadi elemen yang paling berat. Komposisi dari kabut
matahari sekitar sama dengan komposisi dari galaksi ketika kabut matahari
terbentuk.
Jadi kabut matahari adalah sekitar 98 % hydrogen dan helium. Dua persen
yang lain adalah elemen berat yang diproduksi dalam penggunaan dari elemen pada
generasi bintang baru. Matahari dan planet luar menjaga komposisi sampai saat
ini, walaupun planet terrestrial mengandng proposi elemen berat yang paling
tinggi.
2. Teori Planetesimal
Thomas C. Chamberlin (1843-1928), seorang ilmuwan geologi dan Forest R.
Moulton (1872-1952), seorang ilmuwan astronomi, keduanya ilmuwan Amerika
Serikat, mencetuskan teori yang dikenal dengan nama teori Planetesimal yang
artinya planet kecil. Disebut sebagai plnet kecil karena menurut teori ini
planet terbentuk dari benda padat atau unsure-unsur kecil yang memang telah ada
sebelumnya.
Menurut teori ini, matahari yang ada sekarang sudah ada sebelumnya,
kemudian pada suatu saat ada sebuah bintang melintas pada jarak yang tidak
terlalu jauh dari matahari. Akibatnya, terjadi peristiwa pasang naik pada
permukaan matahari maupun bintang itu, sehingga sebagian dari massa matahari
tertarik kea rah bintang mirip lidah raksasa. Pad saat bintang menjauhi
matahari, sebagian dari massa yang tertarik itu jatuh kembali ke permukaan
matahari dan sebagian lagi terhambur ke ruang angkasa di sekitar matahari
menjadi planet-planet dan benda langit lainnya.
3. Teori Pasang Surut
Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891), keduanya ilmuwan
Inggris, mengemukakan teori pasang surut. Teori ini hampir sama dengan teori
planetesimal. Jeans dan Jeffreys menggambarkan bahwa setelah bintang yang
mendekat itu berlalu, massa matahari yang lepas membentuk benda menyerupai
cerutu yang terbentang kea rah bintang. Karena bintang bergerak makin menjauh,
maka massa cerutu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas di sekitar
matahari.
Gumpalan-gumpalan gas kemudian membeku dan terbentuklah planet-planet.
Teori itu juga juga menjelaskan , mengapa planet-planet di bagian tengah ,
seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus memiliki ukuran besar, sedangkan
pada bagian ujungnya seperti Merkurius dan Venus di dekat matahari dan Pluto di
ujung lainnya mempunyai ukuran lebih kecil.
4. Teori Bintang kembar
Teori ini dikemukakan pada tahun 1930 yang pada dasarnya juga mirip dengan
teori Planetesimal. Menurut teori ini, pada awalnya ada dua bintang kembar,
kemudian satu bintang meledak menjadi serpihan kecil-kecil. Akibat pengaruh
medan gravitasi bintang yang tidak meledk, serpihan-serpihan itu berputar
mengelilinginya. Serpihan-serpihan ini kemudian dikenal sebagai palanet-planet,
satelit-satelit pengiring planet, dn benda-benda langit kecil lainnya,
sedangkan bintang yang tetap utuh adalah matahari.
5. Teori Proto planet atau Teori Kondensasi
Pada tahun 1940, Carl von Weeizsaeker, seorang ilmuwan Astronomi Jerman
mengemkaan suatu teori yang disebut teori Proto Planet. Kemudian pada tahun
1959 teori ini disempurnakan oleh ilmuwan astronomi lain, yaitu Gerard P.
Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekhar. Pada prinsipnya teori ini mengutarakan
bahwa tata surya terbentuk dari proses pemampatan gumpalan awan gas dan debu.
Menurut mereka, peristiwa ini berlangsung lebih dari lima miliar tahun lalu.
Pada proses pemampatan itu partikel-partikel debu tertarik ke bagian
pusat awan, kemudian membentuk gumpalan bola yang dapat berputar. Dalam selang
waktu jutaan tahun gumpalan gas memipih menyerupai sebuah bentuk cakram, yaitu
tebal di bagian tengah dan lebih tipis di bagian tepinya.
Partikel-partikel di bagian tengah cakram mempunyai tekanan yang lebih tinggi
sehingga menimbulkan panas dan berpijar, yang pada akhirnya menjadi matahari .
sedangakan bagian yang paling luar berputar sangat cepat, sehingga
terpecah-pecah menjadi banyak gumpalan gas dan debu yang lebih kecil,
yang kemudian membeku dan menjadi planet-planet dan benda-benda langit
lainnya. Teori proto planet merupakan teori yang popular saat ini karena
dianggap sebagai teori yang secara tepat melukiskan asal-usul tata surya.
2.2
Sejarah Tata Surya
Lima
planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan
Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua
bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama
sendiri untuk masing-masing planet. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda
langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo
Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata
manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa
diamati melalui mata telanjang. Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia
bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit
atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari.
Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu
bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas
oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543).
Susunan
heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang
menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit
Bumi-Yupiter. Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan
perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang
lain melalui Johannes Kepler
(1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan
puncaknya, Sir Isaac Newton
(1642-1727) dengan hukum gravitasi.
Dengan
dua teori perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan
benda-benda langit selanjutnya. Pada 1781, William
Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus
menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus
ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata
tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek
kecil lainnya yang letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus),
yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000 objek
serupa yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah bagian dari
objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk
Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km
pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas,
Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004). Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena
Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005
meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto.
Dan puncaknya
adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh
penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.
2.3
Susunan Tata Surya
Tata surya adalah
susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan
planet-planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi matahari.
Susunan tata surya terdiri atas matahari, delapan planet, satelit-satelit
pengiring planet, komet, asteroid, dan meteorid. Benda langit yang berupa
planet dan benda langit lainnya dalam mengelilingi matahari disebut revolusi.
Sebagian besar garis edarnya (orbit) berbentuk elips. Bidang edar planet-planet
mengelilingi matahari disebut bidang edar, sedangkan bidang edar planet bumi
disebut bidang ekliptika. Selain berevolusi benda-benda langit juga berputar
pada porosnya yang disebut rotasi, sedangkan waktu untuk sekali berotasi
disebut kala rotasi.
a.
Matahari
Matahari merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang
bercahaya. Matahari merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima
Sakti. Suhu permukaan matahari 6.000 derajat celsius yang dipancarkan ke
luar angkasa hingga sampai ke permukaan bumi, sedangkan suhu inti sebesar 15-20
juta derajat celsius.
b.
Planet
1. Planet
Merkurius
Merkurius
merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari. Merkurius tidak
mempunyai satelit atau bulan, dan tidak mempunyai hawa. Garis tengahnya 4500
km, lebih besar daripada garis tengah bulan yang hanya 3160 km. Diperkirakan
tidak ada kehidupan sama sekali di Merkurius. Merkurius mengadakan rotasi dalam
waktu 58,6 hari. Ini berarti panjang siang harinya 28 hari lebih, demikian juga
malam harinya. Merkurius mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari.
2. Planet
Venus
Planet ini lebih kecil dari bumi. Venus menempati
urutan kedua terdekat dengan matahari. Planet ini terkenal dengan bintang
kejora yang bersinar terang pada waktu sore atau pagi hari. Rotasi
Venus ± 247 hari, dan berevolusi (mengelilingi matahari) selama 225 hari,
artinya 1 tahun Venus adalah 225 hari.
3. Planet
Bumi
Bumi
menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari. Ukuran besarnya hampir sama
dengan Venus dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak antara bumi dengan matahari
adalah 149 juga km. Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti hari bumi = 24 jam.
a. Gerak
rotasi bumi
Gerak
bumi berputar pada porosnya disebut rotasi bumi. Arah rotasi bumi sama dengan
arah revolusinya, yakni dari barat ke timur. Inilah sebabnya mengapa matahari
terbit lebih dulu di Irian Barat dari pada di Jawa. Satu kali rotasi bumi
menjalani 3600 yang ditempuh selama 24 jam.
b. Akibat
rotasi bumi
1) Adanya
gerak semu harian dari matahari
2) Pergantian
siang dan malam
3) Penyimpangan
arah angin, arus laut
4) Penggelembungan
di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi
5) Timbulnya
gaya sentrifugal
6) Adanya
dua kali air pasang naik dan pasang surut dalam sehari semalam
7) Perbedaan
waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat busurnya
c. Gerak
revolusi dari bumi
Selama
mengedari matahari ternyata sumbu bumi miring dengan arah yang sama terhadap
bidang ekliptika. Kemiringan sumbu bumi ini besarnya 23 ½0 terhadap
bidang ekliptika tersebut. Akibat dari revolusi bumi ialah :
Akibat dari
revolusi bumi adalah :
1) Pergantian
empat musim
2) Perubahan
lamanya siang dan malam
3) Terlihatnya
rasi (konstelasi) bintang yang beredar dari bulan ke bulan
Lintasan bumi
dalam revolusinya terhadap matahari disebut orbit.
d. Gaya
gravitasi terrestrial dari bumi
Bumi
kita ini mempunyai gaya gerak atau gaya berat. Gaya tarik bumi ini dinamakan
gaya gravitasi terrestrial bumi. Benda di bumi ini memiliki bobot karena
pengaruh gaya gravitasi tersebut. Gaya gravitasi terrestrial inilah yang
menahan semua materi yang ada di bumi serta atmosfernya hingga tidak hilang
melayang ke alam semesta.
e. Waktu
Kita
telah mengenal waktu satu hari satu malam yang lamanya 24 jam. Waktu 24 jam ini
adalah sehari semalam solar (matahari) berdasarkan gerak semu matahari dalam
membuat satu revolusi lengkap.
4. Planet
Mars
Planet
ini berwarna kemerah-merahan yang diduga tanahnya mengandung banyak besi
oksigen, hingga kalau oksigen masih ada jumlahnya sangat sedikit. Pada
permukaan planet ini didapatkan warna-warna hijau, biru dan sawo matang yang
selalu berubah sepanjang masa tahun. Mars mempunyai dua satelit atau bulan
yaitu phobus dan daimus.
Jarak
planet mars dengan matahari ialah 226,48 juga km. Garis tengahnya adalah 6272
km dan revolusinya 1,9 tahun. Rotasinya 24 jam 37 menit. Berdasarkan data yang
dikirim oleh satelit Mariner IV di Mars tidak ada oksigen, hampir tidak ada
air, sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung banyak air itu tak lebih
merupakan lapisan salju yang sangat tipis.
5. Planet
Jupiter
Jupiter
merupakan planet terbesar. Berdasarkan analisis spektroskopis planet ini
mengandung gas metana dan amoniak banyak, serta mengandung gas hidrogen. Jupiter
mempunyai kurang lebih 14 satelit atau bulan. Planet Yupiter bergaris tengah
138.560 km, rotasinya cepat yaitu 10 jam. Oleh karena gaya gravitasinya yang
sangat kuat, Yupiter mempunyai 12 satelit (bulan) dan 3 darinya beredar
berlawanan arah dengan 9 lainnya.
6. Planet
Saturnus
Saturnus
mempunyai massa jenis yang sangat lebih kecil dari pada air yaitu 0,75 g/cm3,
sehingga akan terapung di air. Ternyata planet ini berupa gas yang terdiri dari
metana dan amoniak dengan suhu rata-rata 103 0C. Saturnus mempunyai
10 satelit dan diantaranya yang terbesar disebut Titan, yang lain
disebut Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan 9 satelit
lainnya.
7. Planet
Uranus
Uranus memiliki 5 satelit. Berbeda dengan planet
yang lain, Uranus arah gerak rotasinya dari timur ke barat. Jarak ke matahari
adalah 2860 juta km dan mengelilingi matahari dalam waktu 84 tahun. Rotasinya
10 jam 47 detik. Besar Uranus kurang dari setengah Saturnus, bergaris tengah
50.560 km. Berdasarkan pengamatan
pesawat VOYAGER pada bulan Januari 1986 Uranus memiliki 14 buah satelit.
8. Planet
Neptunus
Neptunus
mempunyai dua satelit, satu diantaranya disebut Triton. Satelit Triton beredar
berlawanan arah dengan gerak rotasi Neptunus. Jarak ke matahari 44790 km,
mengelilingi matahari dalam 165 tahun sekali seputar.
c.
Komet
Komet berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kometes yang artinya
berambut panjang. Komet menurut istilah bahasa adalah benda langit yang
mengelilingi matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Komet terdiri atas es
yang sangat padat dan orbitnya lebih lonjong daripada orbit planet. Komet
menyemburkan gas bercahaya yang dapat terlihat dari bumi. Bagian-bagian komet,
yaitu:
1)inti
komet, yaitu bagian komet yang kecil tapi padat tersusun dari debu dan gas.
2)koma,
yaitu daerah kabut di sekeliling inti.
3)ekor
komet, yaitu bagian yang memanjang dan panjangnya mampu mencapai satu
satuan astronomi(1SA=jarak antara bumi dan matahari).
Arah ekor
komet menjauhi matahari. Kebanyakan komet tidak dapat di lihat dengan mata
telanjang,tapi harus dengan menggunakan Teleskop. Komet yang terkenal adalah
komet Halley yang ditemukan oleh Edmunt Halley. Komet itu muncul
setiap 76 tahun sekali. Komet sering disebut Bintang berekor.
d.
Asteroid
Asteroid adalah benda langit yang mirip dengan planet-planet, yang
terletak di antara orbit Mars dan Yupiter. Asteroid disebut juga
planetoid atau planet kerdil. Asteroid yang terbesar dan yang
pertama adalah Ceres yang ditemukan oleh Giussepe Piazzi (astronom
Italia). Icarus adalah salah satu asteroid yang pernah mendekati bumi dengan
orbit yang berbentuk lonjong.
e. Meteoroid
Meteoroid adalah batuan-batuan kecil yang sangat banyak dan
melayang-layang di angkasa luar. Batuan-batuan ini banyak mengandung unsur besi
dan nikel yang masuk ke Atmosfer karena pengaruh gravitasi bumi. Batuan-batuan
atau benda langit yang bergesekan dengan atmosfer bumi dan habis terbakar
sebelum sampai di permukaan bumi disebut meteor. Sedangkan batuan yang tidak
habis terbakar dan sampai ke bumi disebut Meteorid.
f.
Bulan
Bulan merupakan benda langit yang mengitari bumi. Karena bumi
mengitari matahari, maka bulan juga mengitari matahari bersamaan dengan bumi.
Selain itu, bulan juga berputar pada porosnya sendiri. Dengan demikian bulan
mempunyai tiga gerakan sekaligus. Benda-benda langit yang berada di dalam tata
surya tersusun secara rapi.
Selama bergerak benda-benda itu tidak saling bertabrakan. Hal itu
terjadi karena adanya gaya gravitasi pada masing-masing benda langit. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan gerakan benda-benda langit
teratur adalah gaya gravitasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ada
beberapa hipotesis yang menyatakan asal-usul Tata Surya yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli, yaitu Hipotesis Nebula, Hipotesis Planetisimal, Hipotesis
Pasang Surut Bintang, Hipotesis Kondensasi, dan Hipotesis Bintang Kembar.
Sejarah penemuan Tata surya di awali dengan dilihatnya planet-planet dengan
mata telanjang hingga ditemukannya alat untuk mengamati benda langit lebih
jelas yaitu Teleskop dari Galileo. Perkembangan teleskop diimbangi dengan
perkembangan perhitungan benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang
lainnya. Dari mulai mengetahui perkembangan planet-planet hingga puncaknya
adalah penemuan UB 313 yang ternyata juga mempunyai satelit.
Tata surya adalah
kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari
dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut
termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips,
lima planet kerdil atau katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan
jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata Surya terbagi
menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet
bagian luar, dan di bagian terluar ada Sabuk Kuiper dan Piringan Tersebar.
3.2 Saran
Sebaiknya
semua pihak mempelajari Tata Surya agar dapat mengetahui dari mana sebenarnya
Tata Surya itu berasal sehingga kita tidak dapat mengada-ada atau
merekayasanya. Mengetahui Tata Surya juga sangat penting agar kita dapat
mengetahui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita dapat meningkatkan
keimanan dan ketakwaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Haryanto.1999.Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta:Erlangga.
Ø Amalia,
Lily. 2004. geografi 1 Kelas X. Bandung: PT. Rosdakarya.
Ø Saukah, Ali, dkk. 2007. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press.
Ø Barata,
Bima. 2002. Fisika Untuk SMA. Jakarta: Sagufindo Kinarya.
Ø Widyartono, Didin. 2008. Kaidah-Kaidah
Menulis. Malang: Indus Nesus Private.
Ø Wikipedia.2009.Bulan,(Online),(http://id.wikipedia.org/Bulan_%28satelit%29,diakses 23 November 2009).
Ø Wikipedia.2009.Bulan,(Online),(http://id.wikipedia.org/Bulan_%28satelit%29,diakses 23 November 2009)
Ø Sulistiyanto.
Iwan Gatot. 2009. Geografi 1 : untuk Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah
Kelas X, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Ø Wikipedia.2011.Planet,(Online),(http://wikipedia.org/wiki/Planet,diakses
30 November 2011).
Terimakasih telah berkunjung di artikel Teori Tata Surya. Semoga artikel Teori Tata Surya ini dapat sedikit membantu sobat lebih mengenal tentang Teori Tata Surya. thankss